Flashback : Pulau Untung Jawa

Lagi gak ada ide buat nulis blog, bermain-mainlah saya mengunjungi blog lama saya dan membaca seluruh postingannya. Jadi inget waktu pertama kali jalan-jalan ngegembel di tahun 2004 bersama beberapa teman. Jadi terharu. Betapa kita harus menikmati setiap perjalanan karena pasti takkan pernah terulang. Walaupun bisa mengulang suatu destinasi, belum tentu mendapatkan “rasa” yang sama. Nikmati dan resapi setiap perjalananmu, dan kenangannya akan abadi bertahun-tahun.


PULAU UNTUNG JAWA

Perjalanan ke Pulau Untung Jawa ini adalah perjalanan ala backpackers pertama gua. Idenya berasal dari hasil pembicaraan di milis dengan teman-teman kuliah gua di Komunikasi Massa UI. Kenapa di pilih ke Pulau Untung Jawa?, karena pulau ini adalah pulau yang paling dekat dengan Jakarta. Setelah didiskusikan lewat milis rute perjalanan yang akan ditempuh dan juga transportasi, akhirnya gua, Ade, Titis, Afgi, Sammy, Suko, Kodrat dan Andi memutuskan berangkat ke Pulau Untung Jawa pada tanggal 19 – 20 Juni 2004.Kami menginap di kos-kosan teman yang tersebar di Kober, Margonda, Depok sehingga keesokan harinya kami dapat pergi di pagi hari secara berbarengan.
Kami berangkat dari Depok jam 5 pagi dengan menaiki bis AC jurusan Depok – Kalideres dan turun di terminal Kalideres. Kami langsung menyambung dengan angkot ke Pintu Air dan dilanjutkan dengan naik angkot lagi ke tempat penyeberangan Tanjung Pasir. Dari Tanjung Pasir kami naik ojek perahu sampai ke Pulau Untung Jawa.
Kami tiba di Pulau Untung Jawa jam 10 pagi. Setelah puas berfoto-foto di depan Pulau Untung Jawa, kami melanjutkan perjalanan menyusuri pulau. Tidak banyak juga yang bisa dilihat. Di dekat dermaga banyak penjual makanan dan juga penjual ikan, yang berjajar rapi di jalan setapak. Rumah-rumah penduduk, layaknya perkampungan nelayan, berjajar rapi di kanan kiri jalan setapak yang mengelilingi Pulau Untung Jawa.
Tepat pukul 12 siang, kami sudah selesai mengelilingi pulau dan mencari makan siang. Demi menghemat uang, kami makan siang dengan menu nasi goreng dan gado-gado. Pikir kami, nanti malam baru kami akan makan ikan bakar yang enak itu. Sehabis makan siang, kami mencari penginapan. Akhirnya kami menemukan mess Departemen Kehutanan yang dapat disewa seharga 80 ribu semalam. Kami menyewa satu kamar lengkap dengan toilet di dalam. Memang sih mess ini kecil dan seadanya, tapi cukuplah untuk tidur semalam saja, lagipula mess ini menghadap ke laut. Setelah meletakkan tas masing-masing, akhirnya kami berganti baju dan langsung mencari pantai yang bagus untuk sekedar berenang atau bermain-main pasir. Ternyata pantai di Pulau Untung Jawa kurang bagus untuk dibuat berenang. Pantainya karang dan banyak sampah yang berserakan di sekitar pantai. Tapi di dekat dermaga keadaan pantainya lumayan sehingga kami memutuskan untuk menjadikannya tempat berenang kami.
Kami menghabiskan sore itu untuk berenang-renang saja di pantai. Setelah puas berenang kami mandi. Malamnya kami memesan ikan bakar yang lezat. Kami makan ikan bakar di depan mess sambil mendengarkan suara ombak di laut dan bercerita membahas berbagai macam hal. Ternyata, salah satu tantangan terberat pada perjalanan kami kali ini adalah sewaktu tidur malam harinya. Dilema, jika kami tidur dengan menutup pintu mess maka kegerahan akan menyergap kami sehingga dalam beberapa menit keringat sudah bercucuran. Tetapi jika kami membuka pintu mess, udara malam akan terasa sepoi-sepoi, tetapi nyamuk yang ganas akan segera menyerbu kami. Sungguh sebuah pengalaman tidur yang sangat tidak mengenakkan. Sempat terlintas di benak saya, betapa enaknya tidur di kasur kamar tidur saya di rumah.
Pagi harinya, setelah makan pagi, kami menyewa perahu untuk menyeberang ke Pusat Konservasi alam Pulau Rambut. Selama perjalanan menyeberang pulau, kami diceritakan bahwa di Pulau Rambut ini adalah tempat konservasi alam, tempat hidup berbagai jenis burung, biawak dan juga ular cincin mas. Rasa ragu untuk kesana sempat terlintas, apalagi setelh mendekati pulau yang selintas tampak seperti hutan belantara. Tapi akhirnya kami memberanikan diri untuk masuk ke pulau setelah sebelumnya meminta izin kepada para penjaga. Ada hal lucu. Pada waktu kami baru menapaki jalan setapak memasuki pulau, ada tulisan “awas ular berbisa” sehingga kami menjadi ketakutan setengah mati. Akhirnya saya dan Ade berbalik kembali menuju pos penjagaan untuk minta ditemani oleh penjaga pulau. Sekembalinya kami ke tempat semula, ternyata teman-teman kami yang lain sudah membentuk satu barisan dan berjalan pelan-pelan memasuki hutan.
Pusat Konservasi pulau rambut ini adalah benar-benar hutan dalam arti sebenarnya. Hewan-hewan yang ada di Pulau Rambut ini tidak dikerangkeng seperti di kebun binatang. Mereka bebas lepas. Kami beberapa kali melihat biawak yang berjalan-jalan, dan kami tetap waspada, siapa tahu kami bertemu dengan ular cincin mas yang tersohor itu (^_^).Di tengah pulau, ada sebuah menara pengamatan burung. Secara bergantian kami menaikin menara tersebut. Sungguh sebuah pemandangan yang luar biasa. Dari menara ini kami bisa melihat seluruh Pulau Rambut yang nampak hijau dan bisa melihat berbagai jenis burung terbang di keseluruhan pulau. Setelah puas berfoto-foto diatas menara, kami melanjutkan perjalanan mengelilingi Pulau Rambut sambil tak lupa foto-foto juga tentunya.
Menjelang siang kami kembali ke Pulau Untung Jawa. Kami melanjutkan berenang di tempat kemarin hingga saatnya makan siang. Setelah mandi dan membersihkan diri, kami bersiap-siap untuk pulang. Setelah menyelesaikan pembayaran mess dan perahu, kami makan siang di warung sambil menunggu jemputan perahu motor. Tepat pukul 2 siang jemputan perahu kami datang dan kami pulang kembali ke Tanjung Pasir. Rute kepulangan kami berbeda dengan keberangkatan. Dari Tanjung Pasir, kami turun di belakang Bandara Udara Soekarno Hatta dan naik ojek sampai ke Terminal E. Sambil berfoto sebentar di plang keberangkatan luar negeri, akhirnya kami berpisah di Bandara Soekarno Hatta dengan menaikin bus Damri sesuai arah tujuan masing-masing.
Benar-benar sebuah perjalanan yang mengasyikan, perjalanan yang murah meriah. Kami hanya menghabiskan uang 80.000/orang selama perjalanan kami ini. Gua rasa, perjalanan ini adalah awal dari perjalanan gua selanjutnya :D.

2 thoughts on “Flashback : Pulau Untung Jawa

  1. wakakakak…uniee….gue flash back banget nih baca tulisan elo. what a great time ya…miss those times. gw ama laki gw udh berjanji bawa anak dari kecil buat backpackeran. hahaha… ๐Ÿ˜€

    thanks for sharing nie! dan gw suka tulisan2 elo. great job! keep on writing yaa.. ๐Ÿ™‚

    Like

Leave a comment