Catatan Kecil Penulis Amatir

“Kok bisa sih artikelnya dimuat di majalah?”

“Gimana sih tipsnya?”

Diatas adalah contoh pertanyaan yang beberapa kali ditujukan kepada saya entah melalui email, facebook ataupun secara langsung. Karena saya masih amatiran dan belum layak untuk memberikan tips-tips seputar travel writing, saya hanya akan bercerita tentang proses awal saya menulis artikel travel. Semoga dari tulisan saya bisa didapatkan inspirasi untuk temen-temen.

Pada awalnya

Saya suka menulis. Dulu saya mulai dari menulis blog dan juga puisi-puisi picisan. Tidak ada usaha untuk menerbitkannya walaupun keinginan itu selalu ada. Kegiatan jalan-jalan saya juga baru dimulai ketika saya mulai kerja kantoran. Sebabnya jelas, karena baru bisa punya uang sendiri. Hehehehe πŸ™‚ . Dari situ mulai terpikir gimana caranya saya bisa ngetrip gratisan. Mulailah ide tentang travel writing mulai menari-nari di kepala saya. Saya mengumpulkan berbagai informasi di internet tentang Travel Writing di internet, langganan majalah travel, dll.

Belajar dari Ahlinya

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Pada Bulan Mei 2009, saya mendapatkan informasi dari teman saya Didie, bahwa akan diadakan Travel Writing Class (TWC) yang diadakan oleh Penulis Pengelana. Tanpa berpikir panjang (saya memang jarang berpikir panjang :P) saya langsung mendaftar di menit-menit terakhir pendaftaran ditutup.Β  Travel Writing Class yang saya ikuti terdiri dari materi di kelas dan dua kali trip ke Gunung Halimun dan ke Pulau Tidung, diajarkan langsung oleh Travel Writer ternama yang sekarang menjabat sebagai Editor in Chief Majalah Liburan dan Majalah Escape, Mas Teguh Sudarisman. Di TWC ini saya banyak mendapatkan ilmu tentang travel writing dan tips-tips yang sangat bermanfaat. Di TWC ini juga saya mendapat teman-teman yang seru, menyenangkan dan doyan ngetrip juga. Selepas TWC kami bersahabat hingga sekarang dan masih sering ngetrip ataupun sekedar nongkrong bareng.

Artikel Pertama

Trip pertama di TWC adalah mengunjungi Taman Nasional Gunung Halimun. Waktu ikut trip ini, saya diajak mengunjungi tempat-tempat yang seru sekaligus mempraktekkan ilmu yang didapat dari Mas Teguh. Nah, sepulangnya dari Halimun, kami diwajibkan mengumpulkan artikel tentang trip kami di Gunung Halimun. Dasar memang saya pemalas, saya tidak mengumpulkan artikel itu. Untuk menulis artikel memang dibutuhkan niat, sesuatu yang saya belum punya saat itu.

Singkat cerita, artikel tentang Gunung Halimun karya salah satu peserta TWC, yaitu Bli Made, berhasil dimuat di Majalah Sekar. Nah,Β  saya pun akhirnya menjadi “panas” dan iri hati. Kalau artikel Bli Made bisa dimuat berarti artikel saya juga bisa dong. Kan kita belajarnya bareng. Begitulah, si Uniey berubah menjadi ambisiuswati dalam sekejap πŸ™‚

Trip TWC kedua adalah mengunjungi Pulau Tidung. Nah, di trip ini saya benar-benar berkonsentrasi penuh dan dengan persiapan yang lebih matang. Pulang dari sana saya langsung membuat draft artikel dan saya sempurnakan tiap hari. Saya juga mulai memilih majalah sasaran saya. Karena saya berlangganan Majalah CHIC, saya mulai mempelajari artikel travel di CHIC seperti gaya penulisannya, dan lain-lain. Saya juga terus bertanya ke Bli Made tentang tips-tips supaya artikel dimuat di majalah. Ketika saya rasa artikel saya sudah siap, saya pun memberanikan diri mengirim artikel Pulau Tidung saya ke Majalah CHIC.

Sekitar 2 minggu setelah saya mengirimkan artikel, saya mendapat telepon dari redaksi CHIC yang memberi kabar kalau mereka akan memuat artikel saya. Bisa dibayangkan betapa girangnya saya. Puncak kegirangan saya adalah ketika artikel saya terpampang di Majalah CHIC. Wuihh…..saya pamer kemana-mana tuh. Saya bawa Majalahnya di tas hampir sebulan penuh untuk dipamerin. Hehehehe. Ada kepuasan tersendiri buat saya. Ternyata saya bisa kok kalau saya niat dan berusaha keras.

Berlanjut

Begitulah, dari artikel pertama saya di Majalah CHIC, berlanjut ke artikel-artikel selanjutnya di majalah lain. Saya punya kebiasaan selalu men-scan artikel saya dan memamerkannya di blog dan Facebook saya. Saya juga selalu woro-woro setiap kali artikel saya dimuat. Bukan bermaksud sombong, tapi saya cuma ingin orang lain tahu karya-karya saya. Ternyata, memang ada gunanya juga. Saya pernah dapet order menulis travel dari teman saya yang tahu bahwa saya bisa menulis artikel travel dan dimuat di majalah. Oh iya, selain memamerkan karya, saya juga mulai memperbanyak link-link saya di media. Berguna banget, saya dapet tawaran menjadi kontributor Tabloid Top Idol dari teman saya Rina Ruslaini yang sudah malang melintang di dunia per-media-an. Saya juga ditawari jadi kontributor Majalah Liburan dari Mas Teguh Sudarisman. Lumayan kan.

Tentunya perjalanan saya tidak selalu mulus. Artikel saya yang dimuat tidak ada setengahnya dari artikel yang saya kirim. Lebih sedikit lagi malah. Banyak artikel saya yang ditolak redaksi bahkan ada yang tanpa kabar sama sekali. Ada majalah yang mau tulisan saya tapi engga suka foto saya karena jelek. Β Ada juga yang minta saya edit tulisannya, eh pas saya kirim lagi engga ada kabar sampe sekarang. Pokoknya macem-macem deh. Belum lagi perjuangan saya menulis. Kadang saya pulang dari ngetrip Hari Minggu tengah malam. Capek ngetrip pengennya langsung tidur. Tapi saya harus bikin draft artikel dulu supaya engga lupa karena besoknya saya harus kerja. Kalau disuruh ngedit artikel oleh editor ya harus siap-siap deh begadang. Β Tapi ya karena saya suka ya saya tidak terlalu mempermasalahkannya. Semuanya terbayar kok.

Jadi, buat temen-temen yang mau mulai menulis artikel travel, tetap semangat yah. Ditolak gak papa, setidaknya redaksi pernah membaca tulisan kita dan siapa tau selanjutnya bisa lebih baik. Urusan honor belakangan dan jangan terlalu dipikirin. Namanya juga baru merintis. Kalau kita sudah punya nama juga honor mengikuti kok πŸ™‚

Kalau temen-temen ada yang mau tanya-tanya boleh kok. Kalau saya bisa pasti kok saya bantuin.

Okey, sekian dari saya, Selamat menulis ya… πŸ™‚

*Foto : Teguh Sudarisman

*Miss You all TWCers πŸ™‚

4 thoughts on “Catatan Kecil Penulis Amatir

  1. ini jawaban buat pertanyaan gue di FB lo ya mba yuni?hehehe many tengkiu. jadi semangat buat nulis niy…cm telat ga ya? rada nyesel jg niy. padahal gue lumayan sering jalan2 tapi ga pernah gue tulis n gue jadiin artikel. paling poto2nya doank yg sering gue pajang di FB sm di kompi buat koleksi pribadi. hehehe…
    mulai nulis lagi ah… πŸ˜€

    Like

  2. ting tung
    jadi pengen belajar nulis juga… 😦
    nice info..
    apa aja yg musti dipersiapin untuk beginner seperti saya ini..
    draf” apa aja agar tulisan menarik?
    thx

    Like

Leave a comment