[Geopark Ciletuh] Perjuangan ke Puncak Darma

Puncak Darma Ciletuh 1

Tidak ada orang yang masih bisa berpikiran waras setelah turun dari Puncak Darma”. Itu kesimpulan saya setelah melalui perjuangan berat trekking naik dan turun dari Puncak Darma. Jadi, setelah menyambangi Curug Sodong dan Curug Cikanteh, saya, Nevy Elysa, Wasistyo Adi, Tieky Kristian, Wahyu Basuki dan Suryo melanjutkan perjalanan melihat sunset di Puncak Darma. Sebenarnya nih, abis turun dari Curug Cikanteh saya sudah ngos-ngosan dan capek. Tapi karena diiming-imingi sunset di Puncak Darma yang katanya ciamik berat saya langsung semangat.

Dari Curug Sodong kami melanjutkan perjalanan menggunakan mobil selama setengah jam menuju titik awal trekking menuju Puncak Darma. Kami sempat rehat sedikit sambil minum es kelapa muda sebelum mulai trekking sepanjang 2 kilometer. Menurut Kang Irwin, kita akan melalui satu jam trekking menuju Puncak Darma. Tapi buat orang yang jarang tidak pernah olahraga seperti saya ini ya molor lah trekkingnya.

Puncak Darma Ciletuh 3

Jalur trekking menuju Puncak Darma bisa dibilang lumayan. Jalanannya lumayan lebar, jaraknya lumayan jauh dan tanjakannya lumayan cihuy. Diantara kami berenam, saya berada di urutan paling terakhir jalannya. Bagi saya trek ini lumayan berat. Sepanjang jalan saya menyesali tabiat saya yang jarang berolahraga. Hahaha 🙂

Beberapa kali saya duduk ngaso untuk mengatur napas ditemani Nevy. Si Nevy ini memang travel buddy andalan. Padahal kalau dia mau dengan badannya yang mungil dan sering olahraga lari itu pasti dia bisa sampai di Puncak Darma dengan cepat. Tapi bener deh, kayaknya baru disini saya hampir putus asa dan ingin menyudahi saja trekking ini. Sebodo deh sunset, gue capek. Saya kayaknya harus berterima kasih sama Nevy. Dia terus menyemangati saya dengan selalu bilang “ayo buruan, di depan jalanannya landai!”. Landai dari Hongkong 😛

Jalanan menuju Puncak Darma tidak bisa dilalui oleh mobil, kecuali mobil offroad gitu. Ya bisa sih kalau mau nekat. Tapi resikonya tanggung sendiri ya. Soalnya nih, dalam perjalanan saya melihat mobil box kecil nyangkut tidak bisa melanjutkan perjalanan. Tapi kalau motor kayaknya masih bisa. Soalnya saya melihat ada beberapa motor yang lewat.

Puncak Darma Ciletuh 4

Ada cerita nih. Jadi waktu saya dan Nevy jalan, ada mobil offroad mendekat. Saking capeknya mungkin baru waktu itu saya punya pikiran nekat. “pokoknya kalo diajak bareng naik mobil itu gue mau aja, enggak peduli kenal apa enggak”. Langsung kami berdua memasang muka memelas semanis mungkin ke arah mobil offroad itu. Dan akhirnya, mobil offroad itu melenggang santai melewati saya dan Nevy. Si supirnya cuma bunyiin klakson saja tanpa melihat raut muka berharap dari dua cewek manis ini. Nawarin pun engga. Mungkin si supir takut kalo ngajak saya nanti sayanya engga mau turun ya.

Akhirnya dengan tekad yang dibesar-besarkan, dengan baju dan rambut yang kuyup kena keringat, saya melanjutkan perjalanan. Berkali-kali saya melihat matahari. Mengecek apakah sudah turun atau belum. Ternyata belum. Aman. Saya melanjutkan perjalanan.

Di setengah perjalanan saya melihat seorang bapak sedang duduk di pinggir jalan dengan motor di sampingnya. Harapan saya kembali hidup “Oke, ini pasti tukang ojek. Gue bayar berapapun mahalnya ini ojek”. Saya mendekat, senyum-senyum ke bapaknya dan duduk istirahat di samping bapaknya. Ngobrol punya ngobrol ternyata si bapak lagi istirahat karena mau melanjutkan perjalanan. Motornya rusak sehingga dia harus menuntun motornya turun. Oke, harapan kembali meredup. Saya melanjutkan perjalanan.

Puncak Darma Ciletuh 5

Saya jalan kembali selama 20 menit hingga akhirnya sampai di Puncak Darma. Total saya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam lebih untuk mencapai Puncak Darma. Sampai di Puncak Darma matahari sudah mulai tenggelam. Saya langsung bergabung dengan teman-teman yang lain dan mengabadikan sunset di Puncak Darma. Saya agak kesorean sampai di Puncak Darma sehingga tidak puas menjelajah seluruh sudut Puncak Darma.

Puncak Darma memang keren. Dari sini kita bisa melihat hingga ke Pantai Palangpang yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Sunsetnya jangan ditanya. Magis.

Puncak Darma Ciletuh 2

Kami turun dari Puncak Darma ketika matahari sudah benar-benar habis. Jadilah kita gelap-gelapan turun dengan bantuan lampu senter. Trekking turun lebih mudah sih, jadinya perjalanan lebih cepat. Hasil dari perjalanan ini saya mendapat insight yang berharga. Kita bisa mencapai sesuatu asal tidak berhenti, sesulit apapun itu.

Puncak Darma merupakan destinasi terakhir di hari pertama kami di Geopark Ciletuh. Kami ke rumah penduduk untuk menginap dan melanjutkan petualangan kami di esok harinya. Masih ada 2 destinasi lagi yang kami kunjungi di Geopark Ciletuh. Tunggu ceritanya ya 🙂

7 thoughts on “[Geopark Ciletuh] Perjuangan ke Puncak Darma

  1. bener2 keren senja di Puncak Darma ya, lengkungan teluknya jadi terkesan dramatis..

    ah iya kalau kecapekan jalan sering banget akupun merasa pengen banget diajak naik kendaraan orang yang lewat ..untungnya kuat juga sampai ke puncak mbak

    Like

  2. Pingback: [Geopark Ciletuh] Dari Pantai Palangpang ke Curug Awang | Made Wahyuni

Leave a comment