Museum Tsunami Aceh menghadirkan kembali duka bencana Tsunami Aceh di dalam bangunan yang artistik dan penuh makna.
Kamu masih ingat tidak bencana Tsunami yang melanda Aceh 12 tahun yang lalu? Saat itu, walau hanya lewat media televisi, saya juga ikut terhanyut dalam kengerian dan kesedihan yang dirasakan para korban Tsunami Aceh. Lewat televisi juga saya menyaksikan bagaimana Aceh dihapus gelombang Tsunami dalam sekejap. Kengerian dan kesedihan itu tentu tidak akan pernah hilang dari ingatan masyarakat Aceh. Dan Museum Tsunami Aceh seolah membuatnya lestari.
Pada kunjungan saya ke Kota Banda Aceh Bulan Mei 2016 lalu, saya dan teman saya Mitha Fadilla, diantar oleh Pak Taufik Hidayat dan Anton Timur mengunjungi Museum Tsunami Aceh. Museum Tsunami Aceh adalah museum yang terletak di Jalan Iskandar Muda, Banda Aceh dan dibangun sebagai monumen bencana Tsunami yang melanda Aceh di tahun 2004. Museum Tsunami Aceh didesain oleh Ridwan Kamil setelah memenangkan kompetisi desain berhadiah utama 100 juta rupiah. Untuk menikmati museum ini pengunjung tidak perlu membayar apapun alias gratis. Namun walaupun gratis, museum ini terawat dengan baik.
Bagian pertama dari Museum Tsunami Aceh adalah Lorong Tsunami. disini kita akan melewati semacam lorong gelap dengan dinding air. Sesekali tetesan air jatuh dari atap. Di Lorong Tsunami ini memang kita diajak untuk merasakan berada di dalam gelombang Tsunami. Sangat sangat mengerikan. Bisa kebayang bagaimana perasaan para korban tsunami dahulu.
Setelah melewati Lorong Tsunami kita akan memasuki Ruang Kenangan. Disini ada puluhan layar TV yang memutar foto-foto setelah Tsunami melanda Aceh. Saya dapat merasakan kengerian yang dialami oleh masyarakat Aceh pada waktu itu. Keluar dari Ruang Kenangan, saya memasuki Ruang Sumur Doa. Ruang Sumur Doa berbentuk silinder dengan cahaya remang. Di sekeliling dinding Ruang sumur Doa, terdapat nama-nama para korban Tsunami Aceh. Jika kita melihat ke atas langit-langitnya, terdapat kaligrafi tulisan ALLAH.
Bagian museum yang paling menarik menurut saya adalah ruangan yang memajang semua benda-benda sisa kengerian tsunami. Ada jam besar yang waktunya berhenti sewaktu kejadian Tsunami. Ada beberapa barang milik korban Tsunami, dan beberapa Alquran. Di ruangan ini juga terdapat diorama yang menggambarkan kejadian tsunami tersebut.
Bagian paling artistik di Museum Tsunami Aceh adalah Jembatan Harapan. Bagian ini juga yang paling banyak dipakai untuk spot foto para pengunjung. Diatas Jembatan Harapan ini penuh dengan bendera Negara-negara yang ikut membantu Indonesia dalam menanggulangi Bencana Tsunami Aceh yang memakan korban tewas 220.000 orang ini. Total ada 52 negara yang ikut membantu Indonesia dalam menanggulangi bencana tsunami ini.
Museum Tsunami Aceh tidak boleh dilewatkan kalau kamu mengunjungi Kota Banda Aceh. Mungkin ini adalah museum paling menarik, modern dan artistik yang pernah saya kunjungi di Indonesia. Nah, menurut kamu museum apa yang juga menarik di Indonesia? Share ceritamu yah 🙂