Banyak pelajaran berharga yang bisa kita dapat di kehidupan sehari-hari. Apalagi kalau kita suka traveling. Nah, ada satu pelajaran berharga yang saya dapat di Sungai Pekalen yang sampai sekarang masih suka saya inget. Jadi ceritanya, di suatu perjalanan menjelajahi Jawa Timur di Bulan Agustus 2015, Saya, Nevy Elysa, Dhede Wantah, Wahyu Basuki dan Tieky Kristian memasukkan itinerary ‘Rafting di Sungai Pekalen’ di hari kedua kami menjelajah Lumajang dan sekitarnya.
Sungai Pekalen memiliki tingkat kesulitan di level 3. Saya yang baru pertama rafting agak ngeri-ngeri seru gitu deh. Tapi namanya penasaran ya lanjut. Kami menggunakan operator Songa Adventure. Sebelum berangkat menuju titik awal rafting kami diberi arahan singkat rafting seperti cara memegang dan menggunakan dayung dan lain-lain. Selesai pelatihan singkat tersebut kami langsung dibawa dengan menggunakan truk ke start point.
Rafting di Sungai Pekalen ini SUPER SERU!. Kami melalui puluhan jeram yang seram-seram asyik. Momen paling serunya adalah ketika kami melewati air terjun Gua Kelelawar. Kami semua menjerit-jerit kegirangan. Bayangin aja sensasinya ketika air terjun super deras itu menimpa badan kita. Segar. Ada momen yang sedikit menakutkan ketika Wahyu terjatuh dari perahu. Untung saja tidak hanyut. Hahahaha.
Sekitar setengah perjalanan perahu kami menepi. Kami bergabung dengan peserta lain duduk di batu-batu di sebuah warung. Disana kami diberikan teh hangat dan pisang goreng. Masing-masing perahu sudah diberi jatah pisang goreng satu piring dimana ketika dibagi rata masing-masing peserta mendapat satu pisang goreng. Kami yang lapar ceritanya mau nambah pisang goreng. Nah, kebetulan Tieky mengantongi uang seratus ribu yang basah kena air. Mendekatlah kami ke si ibu yang membagikan pisang goreng dengan muka pede jaya. “Bu, beli dong pisang gorengnya”, kata Tieky sambil mengulurkan uang seratus ribu basah ke ibunya. “Abisin ini semua bu”, Wahyu menimpali. Apa yang terjadi? Si Ibu dengan cueknya mengemasi barang-barangnya dan berkata “Pisang gorengnya udah abis”, sambil melenggang pergi meninggalkan kami dan uang seratus ribu basah kami.
Kejadian ini akhirnya meninggalkan pelajaran penting bagi kami. ‘Uang tidak bisa membeli segalanya‘. Kami langsung ketawa-ketawa geli dengan kejadian tadi. Saking membekasnya, kami suka mengulang kata-kata “Gak usah kerja terus lah, lo lupa pelajaran di Pekalen?. Uang tidak bisa membeli segalanya!” ketika salah satu diantara kami menolak ajakan ngetrip dengan alasan kerja 🙂
Nah, kalo kamu punya pengalaman apa selama ngetrip? Share dong 🙂