Alangkah enaknya minum teh hangat di kala sore sembari santai sambil membaca buku ditemani kudapan hangat. Rasa dauh teh yang khas langsung serasa menentramkan hati. Namun, tahukah kamu bagaimana cara membuat teh?
Dalam perjalanan saya ke Taman Nasional Gunung Halimun tahun lalu, saya berkesempatan melihat secara langsung proses pengolahan pucuk daun teh menjadi teh yang biasa kita minum di Pabrik Teh Sinar Mas.
Pucuk daun teh yang telah dipetik dibawa dengan truk ke pabrik teh untuk ditimbang sesuai dengan kapasitas pucuk daun teh pada hari itu. Setelah ditimbang, maka dilakukan proses pelayuan daun, yaitu dengan cara kimiawi dan juga dengan dikipas selama 10-12 jam dan setiap 6 jam dibalik agar merata. Daun teh yang telah layu ditandai dengan menurunnya kadar air hingga menjadi 70 %.
Setelah daun layu, baru dilakukan proses penggilingan. Namun sebelumnya, dipisahkan dahulu antara pucuk yang muda dan tua dan ditimbang hingga mendapatkan pucuk yang paling bagus. Cara membedakan pucuk daun teh yang bagus adalah biasanya beratnya sekitar 60 gram. Dibawah 60 gram biasanya masih dipilih pucuk yang masih bagus dan pucuk yang jelek biasanya dibuang saja. Daun teh yang sudah digiling kemudian di fermentasi agar zat-zat di dalam daun teh bereaksi dengan udara selama 1,5 jam dan mengalami proses perubahan warna.
Proses selanjutnya adalah proses pengeringan. Daun teh dikeringkan pada suhu 100-130° Celcius. Proses pengeringan dilakukan pada sebuah alat yang bernama Fluid Ban Dryer (FBD). Setelah itu dilakukan proses penyortiran dengan alat Fiber Extractor yang dapat menarik dauh teh dan dibagi berdasarkan kelasnya dari berat jenisnya. Setelah semua proses selesai barulah teh yang sudah jadi di pack dan dikirim untuk dibuat teh celup atau langsung dipasarkan.
Menarik bukan?
Baca Juga : Curug Cimacan
Pingback: Curug Cimacan | Made Wahyuni